Senin, 08 Februari 2016

Mitos Santo Valentinus

Mitos Santo Valentinus

Valentine’s day berasal dari kisah dusta tentang seorang Santo (orang suci dalam pandangan Katolik) yang rela menyerahkan nyawanya demi cinta pada orang lain, yaitu Santo Valentinus. Namun pihak gereja sendiri hingga kini tidak menemukan kata sepakat siapa sesungguhnya Santo ini. Oleh karena itu, Gereja sebenarnya telah mengeluarkan surat larangan bagi pengikutnya untuk ikut-ikutan merayakan ritual yang tidak berdasar ini.
Menurut catatan Katolik, ada tiga santo (orang suci) yang bernama Valentinus dan semuanya martir (tewas) pada abad ketiga. Bagi orang Eropa, Februari merupakan bulan panjang untuk romantika. Ada tiga versi mitos Valentinus:



1. Santo Valentinus adalah seorang Katolik yang dengan berani mengatakan di hadapan kaisar Claudius II yang berkuasa di Roma bahwa Yesus adalah satu-satunya Tuhan dan menolak menyembah para dewa dan dewi orang Romawi. Kaisar sangat marah dan menjebloskan Valentinus ke penjara. Orang-orang yang bersimpati kepadanya secara diam-diam menulis surat dukungan dan meletakkannya di depan jeruji penjara. Kisah ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan masalah cinta dan kasih sayang.
2. Valentinus mungkin tewas dalam upaya menyelamatkan orang-orang Kristen yang melarikan diri dari penjara untuk menghindari penyiksaan dan pembantaian.
3. Valentinus adalah seorang pendeta yang melayani umat Kristen di Roma. Kaisar Roma, Claudius II, berkeyakinan bahwa Romawi akan tetap jaya jika memiiki tentara yang kuat dan tidak terkalahkan. Super tentara ini bisa terpenuhi oleh pemuda-pemuda yang masih suci, belum pernah menyentuh wanita.
Oleh karena itu Kaisar melarang pemuda Roma untuk menjalin hubungan dengan wanita. Keputusan Kaisar ini dianggap oleh Valentinus tidak adil. Dia menentang Kaisar dan menikahkan pemuda-pemudi yang salin mencintai secara sembunyi-sembunyi. Ketika kegiatan Valentinus ini terungkap, Claudius menjatuhi hukuman mati kepadanya.
Versi lain menyebutkan, ketika Valentine meringkuk di penjara, ia jatuh cinta pada gadis anak penjaga penjara (sipir) yang selalu mengunjunginya hingga santo tersebut mati. Sebelum eksekusi hukuman mati, Santo Valentinus mengirim surat cinta pada gadis itu yang ditandatanganinya dengan nama “From your Valentine’s..” (dari kekasihmu Valentine).
Cerita ini menjadi salah satu mitos yang paling dikenang hingga tanggal 14 Februari 496 M, Paus Gelasius meresmikan hari itu sebagai hari untuk memperingati Santo Valentinus. Meskipun begitu, Paus Gelasius sendiri mengakui bahwa dirinya tidak mengetahui tentang santo tersebut. Ada yang mengatakan, Gelasius sengaja menetapkan hal ini untuk menandingi perayaan Festival Lupercalia.
Hari Valentine yang oleh Paus Gelasius II dimasukkan ke dalam kalender perayaan gereja, pada tahun 1969 dihapus dari gereja, karena tidak diketahui asal-usulnya. Oleh karena itu gereja kemudian melarang Valentine’s Day dirayakan. Walaupun demikian, larangan ini tidak ampuh dan V-Day tetap saja dirayakan oleh banyak orang.
Sebagaian besar menganggap, Valentine’s day merupakan budaya untuk mengenang kematian bapak gereja yang sudah dianggap meraih kesucian hidup (santo atau santa, disingkat St.), yakni St. Valentine atau St. Valentinus yang mati sekitar tahun 270 Masehi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar