Senin, 08 Februari 2016

Festival Lupercalia

Festival Lupercalia

Festival ini merupakan perayaan yang berlangsung pada tanggal 13 hingga 18 Februari, dimana pada tanggal 15 mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14) dipersembahkan kepada Dewi Cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata.
Pada tanggal 13 Februari pagi hari, pendeta tertinggi Pagan (penyembah berhala) Roma menghimpun para pemuda dan pemudi untuk mendatangi kuil pemujaan. Mereka dipisah dalam dua barisan dan sama-sama menghadap altar utama. Semua nama perempuan muda ditulis dalam lembaran-lembaran kecil, setiap satu lembar tertulis satu nama. Lembaran tersebut dimasukkan ke kendi besar.


Setelah itu, pendeta mempersilakan para pemuda satu persatu mengambil satu nama gadis yang berada pada kendi tersebut secara acak hingga wadah itu kosong. Gadis pemilik nama yang terambil, harus menjadi kekasih pemuda yang mengambil namanya dan berkewajiban melayani segala yang diinginkan oleh pemuda tersebut selama setahun hingga tiba Festival Lupercalia di tahun depan.
Tanpa ikatan pernikahan mereka bebas berbuat apa aja. Dan malam pertama hari itu, malam menjelang 14 Februari hingga malam menjelang tanggal 15 di seluruh kota para pasangan baru itu merayakan apa yang kini terlanjur disebut sebagai Hari Kasih Sayang. Suatu istilah yang benar-benar keliru dan lebih tepat disebut dengan Making Love Day atau Malam Kemaksiatan.
Pada tanggal 15 Februari setelah sehari penuh para pasangan baru itu mengumbar syahwatnya, mereka secara berpasangan kembali mendatangi kuil pemujaan untuk memanjatkan doa kepada Dewa Lupercalia agar dilindungi dari gangguan srigala dan roh jahat. Dalam upacara itu pendeta Pagan Roma membawa dua ekor kambing dan seekor anjing yang disembelih di atas altar sebagai persembahan Dewa Lupercalia. Persembahan ini diikuti dengan ritual meminum anggur.
Setelah itu para pemuda mengambil selembar kulit kambing persembahan dan berlari di jalan-jalan kota diikuti oleh para gadis. Jalan-jalan kota Roma meriah oleh teriakan dan tawa canda para muda-mudi. Para perempuan berlomba-lomba mendapatkan sentuhan kulit terbanyak dan yang pria berlomba-lomba menyentuh gadis sebanyak-banyaknya.
Perempuan romawi kuno di zaman itu sangat percaya bahwa kulit kambing yang dipersembahkan kepada Dewa Lupercalia atau Lupercus itu memiliki daya magis yang luar biasa yang bisa membuat mereka bertambah subur, tambah muda, dan cantik. Semakin banyak mereka menyentuh kulit kambing tersebut, mere yakin akan bertambah cantik dan subur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar